23 May 2008

Merantau

Karatau madang di hulu,
babuah babungo balun,
marantau bujang dahulu,
dirumah paguno balun.

Karatau madang di hulu, berbuah berbunga belum.
Karatau adalah nama jenis kayu madang (meranti), yang cukup baik mutunya. Kayu ini tumbuah disebelah hulu sungai, masih muda, belum berbuah dan belum berbunga.

Merantau bujang dahulu, di rumah berguna belum.
Pemuda minang disarankan untuk pergi merantau dimasa muda untuk mencari bekal dihari tua baik ekonomi maupun ilmu dan pengalaman.

Memang suku Minang adalah salah satu suku bangsa perantau terkenal di dunia. Terdapat 3 suku perantau palinng terkenal :
  • Orang Cina : merantau karena tekanan beratnya kehidupan di tanah leluhur akibat beban jumlah penduduk yang sangat besar. Orang Cina merantau, dan menjadikan rantau sebagai negeri barunya.
  • Orang Yahudi : merantau karena ditakdirkan sebagai suku bangsa tak bernegeri. Setelah perang dunia ke II, mereka berupaya mendapatkan wilayah yang akan diklaim sebagai negerinya.
  • Orang Minang : merantau karena budayanya, mereka memiliki negeri dan walaupun tidak sesubur tanah Jawa namun masih mampu memberikan penghidupan yang layak bagi penduduknya.
Pola keluarga yang menganut sistem Matriakat menjadikan lelaki Minang pada dasarnya tak punya apa-apa. Harta pusaka yang ada adalah anak yang perempuan. Seorang lelaki Minang hanya akan memiliki dasar hukum yang kuat bila berusaha diatas tanah yang dia beli , jelas dia berkuasa disitu dan bias diwariskan kepada anaknya. Akan tetapi membeli tanah di Minangkabau tidaklah mudah. Sebab status tanah adalah milik bersama, tanah ulayat, jadi yang menjual tanah itu adalah banyak orang. Sementara kalau membeli tanah dirantau orang, tidak banyak prosedur, asal ada uang.

Sehingga akhirnya papaku menjadi perantau.

No comments: